BAB I.
APRESIASI SENI RUPA
A. PENGERTIAN SENI
Pengertian seni selalu berkembang
dari masa
ke
masa sejalan dengan pandangan manusia terhadapnya. Konsep, proses, dan bentuk seni amat beragam
dan terus berkembang namun kebutuhan manusia pun berjalan mengikutinya. Berikut ini beberapa pengetian seni yang dikemukakan oleh filsuf, pakar seni, pakar pendidikan, dan
pakar kebudayaan.
Istilah seni secara etimologi merupakan padanan
kata art (Inggris) dan ars (Latin) atau techne (Yunani), arti
atau arte (Renaissance). Arte berarti kecakapan atau keahlian ini
dihubungkan dengan pekerja kerajinan pada abad ke-14, 15 dan 16. Techne berarti
kemahiran atau keterampilan yang tinggi untuk menciptakan benda-benda kebutuhan
sehari-hari. Istilah seni rupa merupakan padanan dari visual art (seni rupa
yang dapat dilihat), fine art (seni indah), pure art (seni murni).
Beberapa pengertian seni di antaranya:
1.
Aristoteles:
berpendapat bahwa seni adalah
peniruan alam. Peniruan itu harus ideal dalam arti penciptaan seni itu
berdasarkan bentuk alam yang disertai idea penciptanya untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih indah. Ia berpendapat bahwa seni adalah merupakan katharsis (pemurnian rasa). Seperti sedih,
senang, frustasi, marah yang oleh manusia biasanya sangat mempengaruhi
tindakan-tindakannya, oleh seniman dapat ditingkatkan dan dimurnikan menjadi
perbuatan pencipta seni seperti sajak, nada-nada lagu, lukisan, patung, dan
sebagainya.
2.
Plato (428-348 SM)
berpendapat bahwa seni adalah
sebagai usaha meniru alam (ars imitator
naturam) dan segala
bentuknya dengan menggunakan suatu media. Pandangan mengenai
seni
sebagai imitasi
ini
berlangsung doninan hingga Abad ke-19
3.
Weitz:
berpendapat bahwa seni adalah
sebuah karya yang mengandung kesatuan organik yang kompleks serta disajikan
dalam wujud kesatuan unsur, ekspresi, dan hubungan diantara keduanya yang
menggugah indera manusia.
4.
Kongres Kebudayaan Indonesia (1951):
Seni adalah hasil dari getaran-getaran
jiwa dan keselarasan perasaan dan pikiran yang mewujudkan suatu ciptaan yang
indah dan luhur.
5.
Tolstoy (1964):
berpendapat bahwa seni adalah
sebuah karya yang diciptakan oleh pribadi yang kreatif yang diwujudkan oleh
pengungkapan yang harmonis, serta dapat berdiri sendiri sebagai suatu gagasan
atau hasrat yang mengharukan.
6.
Parker (1964):
berpendapat bahwa seni adalah
ekspresi sebuah pengalaman yang nyata dan memiliki nilai yang berdiri sendiri
yang dapat ditangkap oleh pancaindera.
7.
Ki Hajar Dewantoro:
berpendapat bahwa seni adalah
merupakan segala perbuatan manusia yang timbul yang timbul dari hidup
perasaannya dan sifatnya indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia
yang lainnya.
8.
Popo Iskandar:
berpendapat bahwa seni adalah
karya cipta manusia yang bersifat kreatif dan memiliki nilai yang dapat
dikomunikasikan kepada orang lain.
9.
Herbert Read (1968):
berpendapat bahwa seni adalah kemahiran dalam menciptakan aneka bentuk
untuk menggembirakan orang lain.
Dengan demikian seni merupakan karya manusia
yang diciptakan dan dilandasi oleh kemahiran untuk menciptakan keindahan. Media
pengungkapan karya seni beragam mulai dari kertas (gambar), tanah liat
(keramik), batu atau kayu (patung), bahan bangunan (arsitektur), produk
teknologi (desain produk), busana (tekstil), cetakan (grafis), nada suara
(musik), tulisan (sastra), gerak (tari), gerak dan suara (drama).
Prinsip-prinsip seni rupa adalah nilai-nilai
keindahan di dalam seni rupa kerap dikaitkan dengan kualitas karya rupa yang
mengandung unsur kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan
(balance), dan kontras (contras) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman,
nikmat, bahagia, agung, getar, ataupun rasa senang. Proses terciptanya seni dan
keindahan tidak dapat dipisahkan dengan kreativitas. Kreativitas diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan oleh seseorang baik secara sadar
ataupun tidak guna mewujudkan karya yang bersifat orisinal atau baru.
Ciri-ciri orang kreatif:
- Mempunyai kesenangan terhadap tantangan-tantangan yang muncul;
- Suka mengolah pikir atau pemikiran bercabang-cabang (divergen);
- Berani
mencoba atau bereksperimen untuk menemukan sesuatu yang baru.
B. TUJUAN PENCIPTAAN SENI
Tujuan penciptaan karya seni adalah bertujuan
agar kehidupan manusia menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas kehidupan
zamannya sehingga memiliki arti penting bagi generasi berikutnya.
§ Secara umum tujuan penciptaan
karya seni adalah sebagai berikut:
Ekspresi pribadi; ungkapan emosional terdalam yang diwujudkan dalam simbolisasi rupa.
Ekspresi pribadi; ungkapan emosional terdalam yang diwujudkan dalam simbolisasi rupa.
§ Aktualisasi diri; upaya untuk
membangun eksistensi pribadi melalui ungkapan estetis.
§ Eksperimentasi; upaya
pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur rupa dengan bermacam media
untuk memperoleh orisinalitas karya estetis.
§ Pembaruan nilai keindahan;
upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam berungkap seni.
§ Objek ekonomi; penciptaan
karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat atau pemesan, untuk alasan
perdagangan, galeri lelang, aset kekayaan, maupun peningkatan nilai ekonomi.
§ Rekaman peristiwa; proses
penciptaan karya seni untuk merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh dan
bermakna.
§ Alat komunikasi; upaya untuk
membangun berbagai gagasan atau imajinasi seniman sehingga dapat dipahami oleh
masyarakat penikmatnya.
§ Terapi kejiwaan; pengayaan
jiwa bagi seniman maupun penikmatnya sehingga memperoleh ketenangan, hiburan,
pelampiasan, maupun penyehatan rohani.
§ Perluasan wacana; untuk
meningkatkan apresiasimasyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam dalam
mengamati karya seni itu.
§ Politik; sebagai alat
pendukung kampanye, dan propaganda ideologi politik tertentu.
C. FUNGSI
SENI
Seni rupa yang intinya dinikmati dengan indera penglihatan semenjak dahulu hingga
kini merupakan hal yang amat dekat di dalam kehidupan manusia karena banyak hal
yang berkenaan dengan fungsinya, yakni individual, sosial, dan fisik.
Fungsi Seni :
1. Fungsi Individu:
2. Fungsi Sosial:
3. Fungsi Pendidikan:
4. Fungsi
Komersial.
D. SIFAT
SENI
Sifat seni antara lain sebagai berikut:
a.
Simbolis
Karya seni tradisional pada umumnya penuh diwarnai perlambangan, baik dalam
bentuk metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figure manusia. Metafora
binatang dan tumbuhan banyak kita jumpai di candi-candi, motif hias kain batik,
bahkan perabotan sehari-hari. Kadang juga warna mempengaruhi symbol pada karya
tersebut seprti warna emas melambangkan kekuasaan, warna merah melambangkan
keberanian, warna biru melambangkan alam.
b.
Mitologis
Banyak terdapat dalam tokoh-tokoh legenda dan mitos suatu daerah yang
ditransformasi lewat karya seni. Misal bentuk wayang yang mempunyai karakter
masing-masing ini juga termasuk karya seni bersifat mitologi, patung-patung
yang dianggap dapat mempunyai kekuatan menolak balak dan sebagainya.
c.
Religius
Karya seni yang digunakan sebagai penunjang kegiatan ritual dan penyampaian ajaran agama.
Karya seni yang digunakan sebagai penunjang kegiatan ritual dan penyampaian ajaran agama.
Simbol-simbol keagamaan:
ü bangunan tempat ibadat
ü model pakaian
ü ornamen pendukung tempat
ibadat
ü alat-alat penunjang kegiatan
ritual
Bersifat magis:
ü benda-benda yang dikeramatkan
ü benda-benda yang dianggap
memiliki kekuatan atau membara keberuntungan dsb
Media penyampaian ajaran agama:
ü Wayang
ü Kaligrafi
ü Pakaian
Titah agama:
ü sesuatu keindahan (musik
rohani, puji-pujian, pakaian)
Kepekaan moral:
ü kehalusan budipekerti
ü kepekaan rasa
d.
Fungsional
Seni dapat memacu kreatifitas selain memiliki nilai-nilai estetika, seni
juga memiliki sifat:
1.
Menghibur dan menggugah
§ sebagai wujud ungkapan rasa
senang penciptanya
§ menggembirakan penikmatnya
§ membahagiakan masyarakat
2.
Manfaat
§ sebagai benda praktis atau alat-alat
keperluan rumah tangga.
§ Sebagai tempat yang nyaman
§ Menciptakan berbagai model,
pakaian, kendaraan, dll
§ Sebagai media hiburan
E. UNSUR
NILAI
Di samping memiliki sifat-sifat praktis,
seni juga mengandung nilai-nilai luhur yang membangun jiwa anak bangsa hingga
lebih berkualitas.
Berikut unsur nilai dalam seni:
a.
Nilai Kebenaran (Logika)
Nilai kebenaran seni terletak pada kejujuran pengungkapan. Segala
sesuatu yang tersembunyi dalam hati dan pikiran dapat di tampilkan secara
gamblang apa adanya
b.
Nilai Kebudian (Etika)
Nilai-nilai kebudian seni terletak dalam kepekaan dan kehalusan
pengungkapan. Sehingga segala sesuatu yang bersifat baik, arif, berjiwa luhur,
penuh renungan, agung, dan sebagainya, dapat di tampilkan dalam media, baik
secara tersirat maupun tersurat.
c.
Nilai Keindahan (Estetika)
Nilai keindahan seni terletak pada pengungkapan ekspresip-ekspresip
segala yang berkaitan dengan rasa estetis melalui teknik, bahan, dan konsep
yang mampu menciptakan kebaruan, rasa baru, ataupun ketertiban lingkungannya.
d.
Nilai Keagamaan (Religius)
Nilai religius seni terletak pada
pengungkapan kebesaran ilahi dan pemujaan terhadap kebesaran-NYA.
F. CABANG
SENI RUPA
1. Cabang seni rupa menurut penciptaan seni dibedakan menjadi tiga macam:
a.
Seni Rakyat (Folk Art)
Yaitu karya seni yang timbul dan berkembang pada suatu masyarakat, mengenai
seniman penciptanya tidak diketahui. Karya seni ini dapat berupa seni pakai, maupun
seni tradisional, alat-alat upacara, karya seni kriya.
b.
Seni Murni (Fine Art)
Suatu cabang seni yang
penciptaannya bukan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau segi guna. Ia hanya
mengutamakan atau mengabdi pada suatu keindahan saja. Contoh seni lukis yang
tidak dikomersilkan.
c.
Seni Mass Applied Art (Seni Pakai)
Karya seni ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka disebut
seni pakai. Seni yang ada gunanya terhadap keperluan sehari-hari pada
masyarakat. Contoh : seni kria, seni illustrasi, seni bangun, seni
interior/exterior dan sebagainya.
2. Cabang seni rupa menurut bentuk/wujud
Menurut bentuk dan wujudnya karya seni rupa dibedakan menjadi dua macam:
a.
Seni rupa dua dimensi / Dwi Matra
Cabang seni rupa yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar yang berupa bidang datar/tafril dan hanya
dapat dinikmati dan dihayati dari depan saja.
Contoh:
Contoh:
– Seni lukis
– Seni
illustrasi
– Seni
dekorasi
– Seni
mosaic
– Seni
reklame
– Seni photo
– Seni
poster
– Seni
gambar
– Seni
grafik
– dll
b.
Seni rupa tiga dimensi / Tri Matra
Suatu karya seni yang
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal, ada tonjolan, lekukan, dan
sebagainya.
Contoh :
– Patung
– Seni bangunan
– Seni Interior
– Seni exterior
3.
Cabang seni rupa menurut karya seninya
a.
Seni Lukis
Seni lukis
adalah hasil curahan cita rasa subjek pencipta dengan menggunakan media karya
yang berupa garis, bidang, warna, texture, volume, ruang dalam bidang dua
dimensi. Ungkapan idea tersebut bias bermacam-macam bentuk menurut gaya/corak
dan aliran serta kemampuan pelukisnya. Dengan demikian akan muncul
bermacam-macam gaya dan aliran dalam seni lukis.
Gaya/corak
dalam seni lukis antara lain : natural, dekoratif, ekspresif, pointif, linear,
bloking dan sebagainya.
Aliran dalam
seni lukis : klasikisme, romantisme, impressionisme, naturalisme,
ekspresionisme, kubisme, surealisme, dadaisme, abstraksionisme.
Sketsa
adalah gambar yang mirip seni lukis, yaitu karya seni hasil goresan garis atau
warna secara spontan, cepat, tegas penuh dinamika dan hasilnya memilii kesan
yang unik dan spesifik.
Aliran-aliran
di dalam seni rupa :
1. Klasikisme
(Classicisme)
Lukisan Klasikisme
Muncul pertama kali di negara Perancis pada abad ke-29 dan berkembang di
negara sekitarnya seperti di negara Jerman dan Belanda. Disebut dengan klasik
ini karena berorientasi pada kejayaan dan kemegahan gaya klasik Yunani-Romawi
Kuno. Aliran ini sering lebih popular disebut “ISTANA CENTRIS”
Ciri-ciri aliran ini adalah :
– Penggambaran objek dibuat-buat
– Objek diperoleh dengan teknik
dekoratif
– Kesan keseluruhan elok, indah
(elegan), manis dan sopan.
Tokoh aliran ini adalah : Watten, Vigee Lebrun, Fragonard Marisot Boucher.
2. Neo Klasikisme
Aliran Neo Klasikisme adalah gerakan untuk mempertegas kembali (neo) kepada
aliran klasikisme. Muncul system pendidikan bersifat akademis ditambah dengan “Royal
Academic” kian memperkokoh citra kesenian yang dipancangkan lewat kesenian
Klasik.
Tokoh gerakan ini adalah : Jaques Louis David dan Jan Ingres.
3. Romantisme
Romantisme dapat dikelompokkan sebagai zaman kekacauan. Kelompok ini
dianggap sebagai “pemberontak” karena mereka membuat karya yang penuh perasaan
bahkan berlebihan. Karya seniman romantisme ini terkesan dinamis, berani, dan menggebu-gebu.
Ekspresi jiwa mereka tidak hanya pada bentuk melainkan juga warna-warnanya yang
menyala.
Tokoh aliran ini yang paling terkenal adalah Teodore Gericault (1791-1921),
Eugene Delacroix (1798-1863). Jean Baptiste Camille Corot (1798-1875), Rousseau
(1812-1967), dan Millet (1875)
4. Realisme
Realisme atau ajaran yang selalu selalu bertolak dari kenyataan, dilandasi
oleh perasaan tersinggung Gustave Courbert (1819-1877) dan kelompoknya lantaran
tidak diberi kesempatan tampil untuk pameran hasil karyanya di galeri seni saat
itu. Kemunculan realisme ini dapat dipahami, karena di Eropa saat itu system
kerajaan dan kondisi kesenian yang feodalistik tengah memudar.
Dulu rakyat jelata tidak bias menjadi objek gambar. Justru Courbert dengan
berani menampilkan objek rakyat biasa yang serba kekurangan. Keberanian Coubert
saat itu merefleksikan suasana kehidupan masyarakat di Eropa yang terkesan dan
penuh goncangan.
5. Naturalisme
Aliran ini berjalan dengan aliran sebelumnya. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya lebih ditegaskan dengan perkembangan pemikiran social
yang kembali mempelajari alam. Model lukisan yang keluar saat itu adalah
lukisan “jendela terbuka”, artinya pemandangan yang tampak dari jendela.
Sejalan dengan perginya para pengembara Eropa mengelilingi dunia, kehidupan
kesenian lebih terfokus dan merenungkan kenyataan-kenyataan alam. Dari sinilah
kemudian aliran naturalisme muncul. Naturalisme sendiri berarti karya seni rupa
yang memiliki sifat kebenaran fisik dari alam nyata.
6. Impresionisme
Impresionisme adalah aliran yang mengutamakan pemberian kesan atau pengaruh
pada perasaan daripada kenyataan. Dengan perkataan menampakkan kilasan cahaya
yang kuat.
Kemunculan aliran ini sebagai reaksi dari pelukis naturalistic yang hanya
meniru alam. Pelukis aliran ini yang sangat terkenal adalah Claude Monet (1840
– 1926), Eduard Manet, Camille Pisaro dan Aguste Renoir.
7. Post Imprisionisme
Aliran ini lebih tepat dipandang sebagai gerakan seni bersama yang
dilakukan dalam waktu yang sama. Masa ini adalah sebagai tonggak dimulainya
periode seni rupa modern di eropa yang pengaruhnya tersebar luas ke seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Empat tokoh terkemuka aliran ini adalah :
a. Vincent van Gogh (1853-1890) beraliran Ekspresionisme
b. Paul Gezanne (1839-1906) beraliran Kubistik
c. Paul Gaugin (1848-1903) beraliran Simbolisme
d. George Seurat (1859-1991) beraliran Pointilisme
Aliran seni rupa modern adalah gerakan yang lebih menekankan kebebasan pada
individu. Dalam aliran ini mementingkan eksperimen dalam berkesenian, agar
kebebasan seniman dalam mengungkapkan gagasan berpijak pada hati nurani.
8. Pointilisme
Adalah gerakan seni rupa yang tampak melukis dengan susunan titik-titik.
Pemilihan titik ini akibat pengaruh cahaya yang dalam praktiknya cahaya
tersebut memancar dengan lembut. Karena itu, pemilihan warnanya bersifat
sekunder.
Tokoh utama aliran ini adalah George Seurat, Paul Signac.
Tokoh utama aliran ini adalah George Seurat, Paul Signac.
9. Simbolisme
Simbolisme merupakan gerakan seni rupa sebagai symbol. Garis, warna dan
objek gambar adalah symbol dari gagasan penciptanya. Pelukis yang paling
memahami symbol-simbol yang dibuat. Tokoh aliran ini adalah Paul Gauguin, Rousel
dan William Blake.
10.
Ekspresionisme
Adalah gerakan seni rupa
modern yang mengutamakan pengungkapan perasaan-perasaan yang berkecamuk dalam
batin. Sesuai dengan namanya seniman ekspresionisme memandang objek gambar
berdasarkan getaran emosi. Tokoh aliran ini Vincent van Gogh, Emilde Nolde dan
Karl Schmidt.
Van Gogh pelukis asal Belanda
menjadi pelopor gerakan aliran ini. Dalam perjalanan hidupnya yang penuh
kegagalan dan penderitaan batin yang bergayut dapat terekam dalam setiap
karyanya. Lukissan yang berjudul “Potret Diri” (1887) dan “Starry Night” (Malam
Penuh Bintang) sangat jelas menampakkan luapan emosi yang menyala-nyala.
11. Fauvisme
Gerakan seni rupa modern di
Eropa yang mementingkan subjek pelukis telah berkembang pesat. Fauvisme semakin
mempertegas pentingnya eksperimen.
Para pelukis Fauvisme mendasarkan konsep karyanya pada rasa cinta yang mendalam, sehingga bentuk apapun yang dilukisnya merupakan penyaluran rasa cinta. Aliran ini seolah-olah melukis dengan warna, garis dan bidang seenaknya. Tokoh aliran ini ialah Hendri Matiasse, Jan Sluyter dan Leo Gustel.
Para pelukis Fauvisme mendasarkan konsep karyanya pada rasa cinta yang mendalam, sehingga bentuk apapun yang dilukisnya merupakan penyaluran rasa cinta. Aliran ini seolah-olah melukis dengan warna, garis dan bidang seenaknya. Tokoh aliran ini ialah Hendri Matiasse, Jan Sluyter dan Leo Gustel.
12. Kubisme
Adalah gerakan seni rupa
modern yang memandang objek gambar dapat dikembalikan pada objek dasar, yaitu
kubus, silinder, bola, balok, segi tiga, kerucut dan sebagainya. Tokoh aliran
ini adalah Paul Gezanne, George Braque, Juan Gris, Fernand Lerger, dan Pablo
Picasso.
Aliran kubisme memiliki dua
tahap perkembangan, yakni Kubisme Analitik adalah usaha menganalisa objek-objek
gambar dengan ukuran geometris dan Kubisme Sintetik adalah usaha mengumpulkan
atau mengintegrasikan bagian-bagian gambar yang berbeda-beda menjadi satu
kesatuan kembali sekalipun tidak harus selalu sama dengan sebelumnya.
13. Futurisme
Gerakan aliran ini bermaksud
memandang kehidupan sebagai sesuatu yang dinamis, bukan statis sebagaimana yang
digambarkan oleh kaum kubistik.
Lukisan aliran ini berkisar tentang suasana dinamis seperti keramaian di pasar, pesta, arak-arakan. Tokoh aliran ini Carlo Carra dan Buido Saverini.
Lukisan aliran ini berkisar tentang suasana dinamis seperti keramaian di pasar, pesta, arak-arakan. Tokoh aliran ini Carlo Carra dan Buido Saverini.
14. Abstraksionisme
Aliran ini ada dua yaitu
aliran Ekspresionisme Abstrak yang memandang bahwa ekspresi jiwa tidak bias
dihubungkan sama sekali dengan objek apapun. Tokoh aliran ini adalah Wassily
Kadinsky. Kedua aliran Abstraksionisme Geometris aliran ini lebih menonjolkan
bidang yang diisi dengan warna dan dipilah-pilah dengan garis yang tegas. Tokoh
aliran ini Piet Mondrian, Van der Leek dan Malevich.
15. Dadaisme
Aliran dadaisme adalah gerakan
seni rupa modern yang memiliki kecenderungan menihilkan hukum-hukum keindahan
yang ada sebagai protes terhadap situasi sosial yang tidak menentu di saat dan
setelah Perang Dunia I. Ciri-ciri utama aliran ini adalah paduan berbagai karya
lukisan, patung, atau barang tertentu dengan menambah-nambah unsur rupa yang
tak lazim sebagai protes kepada keadaan sekitarnya. Gaya ini pada awalnya
didirikan oleh kelompok kabaret Voltaire tahun 1916 dengan mendirikan sebuah
kelompok seni bernama ‘Dada’. Anggota kelompok anatara lain Hugo Ball, Hans Arp
dan Marcel Duchamp.
16. Surealisme
Surealisme berasal dari dua
kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya nyata, seperti kejadian di
dalam mimpi. Tokoh dunia dalam aliran ini adalah Salvador Dali (Spanyol), Max
Ernst (Jerman), Odilon Redon (Perancis), Marc Chagall (Rusia), Joan Miro
(Spanyol).
17. Optik dan Kinetik
Optical Art adalah seni yang
mengutamakan objek yang merangsang pandangan mata. Secara teknis karya ini
merupakan perpaduan antara teknologi cetak dan perasaan seniman. Sedangkan
kinetic cara kerjanya lebih menitikberatkan pada intensitas.
The 12 Best Casinos in Las Vegas (2021) | Mapyro
ReplyDeleteThe best casinos 전라남도 출장안마 in Las Vegas (2021) As mentioned in 통영 출장샵 the above, we'll list the best casinos 김해 출장안마 for poker in Las 충청북도 출장샵 Vegas. Las Vegas. The 광주광역 출장마사지 Best Casino.